Nuning Kurniasih

Anak-anak punya caranya sendiri untuk menyatakan rindu. Kadang rewelnya, ngambeknya bahkan ngamuknya adalah caranya meng...

Malam ini malam 17 Agustus tapi rasanya sepi. Biasanya warga komplekku sudah ramai berkumpul di halaman rumah kami. Berd...

Beberapa hari tak menulis di sini. Ada yang hampa. Beberapa hari tak membaca tulisan kalian. Ada yang hampa. Beb...

Kau selalu bilang kau cinta Tapi waktu aku sakit kau di mana Kau selalu bilang kau sayang Tapi waktu aku jatuh kau me...

Adzan subuh sudah berkumandang dari tadi tapi pintu rumah itu belum juga terbuka. Pria tua itu sudah tiga hari tid...

Kupandangi tumpukan cucian yang belum disetrika. Akhir-akhir ini rasanya lelah sekali sejak Marni, asisten rumah t...

“Aku tak peduli apapun yang penting uang,” kalimat yang selalu diucapkan Neni setiap kali kawannya menegurny...

Kupandangi rumah kosku yang baru. Rumah tua yang konon dua puluh lima tahun tidak berpenghuni. Aku akan tinggal di...

Aku terbangun oleh udara panas di sekitarku. Ketika kubuka mataku asap sudah memenuhi ruangan rumahku. Aku segera ...

Corona yang tak juga beranjak pergi menciptakan banyak cerita. Ini kisah tentang seorang lelaki separuh baya bernama Uja...

Usianya berkepala lima tetapi dengan baju necis, rambut klimis dan senyum manis dia telah menundukkan banyak wanita. Usa...

Ini idul qurban anak-anak Biasanya kalian berlari menyambut sapi kita datang Bergantian memberi mereka rumput dan deda...

Entah mengapa hari ini aku begitu rindu padamu Kamu jauh Ingin aku menatapmu Kamu jauh Ingin aku menyentuhmu Kamu j...

Nada cintamu tak merdu Bunda Dalam amarahmu padaku Dalam keinginan tahuanmu tentang urusanku Dalam tangismu ketika s...

Jika tajamnya lisan mereka menyedihkanmu biarlah Jika pandangan sinis mereka menyudutkanmu biarlah Jika segala pandang...